Supporters Not Customers
Pendukung sepak bola bukan pelanggan biasa. Spanduk itu mudah ditemui di Stadion Anfield, markas Liverpool FC, bersama spanduk Let Me Tell You Story of Poor Boy dan Football is Nothing Without Fans. Spanduk Supporters Not Customers bahkan sempat diambil dan disingkirkan para pengawas penonton, saat pertandingan Liverpool melawan Hull City, Oktober 2014 silam. Jika spanduk adalah alat perlawanan dan protes, penyingkiran itu menunjukkan betapa benarnya pesan di dalamnya. Supporters Not Customers adalah penjelasan sesungguhnya bagaimana klub sepak bola lebih dari sekadar tontonan dan hiburan di kala senggang. Klub sepak bola tak bisa diperlakukan seperti film di bioskop atau restoran.Menurut Keoghan, suporter sepak bola memiliki komitmen untuk banyak hal: tak hanya komitmen untuk menang, tapi juga untuk kecewa berkali-kali. Komitmen ini seumur hidup. Loyalitas tak terbatas. Tak heran jika suporter sepak bola melakukan hal-hal yang tak akan dilakukan penggemar film untuk menunjukkan eksistensi mereka. Ada beberapa contoh yang kami dapatkan dimana hal seperti ini juga terjadi di liat negeri sana. Contohnya di inggris dan italia.
Inggris: #BoycottHull
Mahalnya harga tiket pertandingan memang menjadi isu di kalangan suporter Liga Primer Inggris saat ini. Kopites, sebutan pendukung Liverpool di tribun belakang gawang, sempat mengusung spanduk yang menunjukkan kenaikan signifikan harga tiket kandang di Anfield: mulai dari 4 poundsterling pada 1990, 24 pound pada 2000, dan 43 pound pada 2010.Arsenal memiliki harga tiket termurah paling mahal di Inggris, yakni 97 pound, diikuti Chelsea (87 pound), Tottenham Hotspur (81 pound), West Ham United (75 pound), Queens Park Rangers (70 pound), Liverpool (59 pound), Manchester City (58 pound), Manchester United (58 pound), Newcastle United (52 pound), dan Southampton (52 pound). Kurs saat ini 1 pound kurang lebih setara Rp 20 ribu. BBC melaporkan rata-rata harga tiket pertandingan termurah 207 klub mulai dari Liga Primer hingga Divisi III mencapai 21,49 pound atau sekitar Rp 418 ribu. Kenaikan tiket ini mencapai 13 persen, berlipat-lipat dari laju inflasi 1,2 persen dan peningkatan harga kebutuhan hidup 6,8 persen sejak 2011.Bandingkan dengan Bayern Munchen, Borussia dortmund, Schalke, dan Bayern Leverkusen di Bundesliga yang menjual tiket termurah hanya 13 pound alias Rp 253 ribu.Tak heran jika suporter Inggris mengeluh. Ini tidak bisa diterima. Apalagi industri sepak bola menerima keuntungan besar, kata Ketua Federasi Suporter Sepak Bola Malcolm Clarke, merujuk pada hak siar sebesar 3,1 miliar pound yang diterima klub-klub profesional Inggris.Jika melihat latar belakang mayoritas pendukung sepak bola Inggris yang identik dengan kelas pekerja, keluhan itu bisa dipahami. Selama dua abad terakhir sepak bola di akhir pekan adalah bagian dari hidup mereka, identitas sosial mereka. Mahalnya harga tiket membuat mereka makin tersingkir dari stadion.Ironisnya (atau mungkin lucunya), kendati harga tiket makin mahal, stadion-stadion di Inggris tak pernah sepi penonton. Rata-rata penonton musim 2013-14 adalah yang terbanyak sejak 1949-50. Tentu saja, melihat kontradiksi ini, para elite di Liga Primer Inggris tak terlalu peduli dengan protes seperti di Anfield.Namun Enough is Enough, demikian spanduk besar di tribun Kop Anfield. Cukup sudah. Para fans Liverpool berang saat tahu harga tiket pertandingan tandang melawan Hull City mencapai 50 pound. Mereka pun merancang aksi boikot dengan mengosongkan tribun belakang gawang yang disediakan untuk suporter tim tamu, sebagai pesan bagi elite sepak bola Inggris bahwa suporter menolak jadi sapi perah. Kampanye di dunia maya ditebar dengan tagar #BoycottHull. Mengosongkan tribun belakang tentu bukan hal mudah. Liverpool mendapat kuota sekitar dua ribu tiket. Jika para suporter Liverpool tidak menghabiskan kuota itu, maka tiket akan dijual ke penonton umum. Jika ini terjadi, berarti rencana boikot sama saja gagal. Taktik dijalankan: mereka memborong tiket khusus anak-anak di bawah usia 10 tahun seharga 5 pound. Sebagian lagi membeli tiket untuk anak-anak dan remaja.
Namun mereka tidak akan berangkat ke Hull yang berjarak 200 kilometer dari Liverpool, Selasa (28/4/2015) malam, dan memilih menyobek tiket yang sudah dibeli. Aksi mengosongkan tribun yang dipelopori kelompok suporter Spirit of Shankly ini mendapat dukungan kelompok suporter klub lain, termasuk fans rival utama Liverpool: Manchester United. Pelatih Hull City Steve Bruce juga mendukung aksi boikot tersebut.
Italia: Masukkan Koin dan #SaveACMilan
Kejayaan AC Milan mendekati titik nadir. Tak hanya dalam urusan prestasi, tapi juga finansial. Bos Besar Silvio Berlusconi tak sesakti dulu. Setelah turun dari kursi perdana menteri Italia dan tersandung skandal, ia tak ubahnya orang tua yang lemah dan sakit-sakitan. Kendali AC Milan dipegang sang anak, Barbara Berlusconi. Jangan bayangkan AC Milan seperti masa keemasan tiga Belanda atau era saat ditangani Ancelotti yang sukses membawa trofi Piala Eropa. Serie A musim 2014-15 menjadi saksi betapa sulitnya Milan menembus zona Liga Eropa dan mendadak menjadi tim medioker.Klasemen tak berbohong. Memasuki pekan 32, Milan tertahan di posisi 10 dengan mengantongi 43 angka, terpaut 30 angka dari Juventus di puncak klasemen. Dalam urusan finansial, Milan juga memburuk dan terpaksa melego bus tim.Ultras, kelompok garis keras AC Milan, pun memutuskan mengosongkan tribun selatan belakang gawang Stadion San Siro saat klub itu melawan Cagliari, Maret 2015. Mereka juga mengampanyekan pesan protes untuk Berlusconi melalui spanduk besar bertuliskan Game Over dan Insert Coin & #SaveAcMilan. Mereka menuntut Berlusconi lebih transparan dalam mengelola klub
Fans sudah memberikan pengorbanan: memperbarui tiket musiman, menabung untuk membeli jersey baru. Semua dilakukan agar klub tetap hidup. Yang kami inginkan adalah kejelasan, demikian pernyataan resmi kelompok suporter AC Milan.Bukan sekali ini suporter Milan memboikot pertandingan. Sebelumnya, Januari 2015, mereka juga mengampanyekan boikot saat laga kandang melawan Sassuolo, karena mahalnya harga tiket.
(Sumber : Beritajatim.com)
Dan kenapa saat pertandingan Bali United vs Persiba Balikpapan kemarin kami menyuarakan Suporter Not Cu$tomer. Karena beberapa hari sebelum match kami sempat dipertemukan dengan pihak manajemen atas dasar ada yang mereka ingin bicarakan bersama kami. tak seperti biasanya yang selalu kami tolak pertemuan dengan pihak manajemen, kali ini kami mencoba menanggapi pertemuan yg diinginkan manajemen dengan positive. Setelah kami berunding bersama teman-teman lainnya di komunitas ini akhirnya kami memutuskan hadir dalam pertemuan yg telah direncakan jauh hari sebelumnya atas dasar disinilah (pertemuan ini) suara kami akan mulai di dengar, suara yg mewakili beberapa individu dari tribun utara yg ingin tim kebanggaan nya lebih baik kedepan nya. Dari segi permainan yg kami anggap mulai menurun, mentalitas bertanding saat away dan beberapa hal lagi yg ingin kami kritisi dan masukan yg ingin kami berikan kepada tim ini.
Tetapi niat baik dan pemikiran positive kami ternyata hanya menjadi sebuah mimpi dan hampa! Dalam pertemuan itu beberapa orang dari kami hadir dan beberapa orang dari manajemen juga datang namun ternyata ada udang di balik batu. Pihak manajemen ternyata menginginkan sesuatu dari pihak kami, mereka yg membawa pihak ketiga dalam pertemuan ini ingin membuat suatu kerja sama yg kami pikir itu sudah diluar dari pemikiran-pemikiran positive yang kami ingin suarakan kepada manajemen. Pertemuan itu seakan menjadi hampa bagi kami, karena tidak ada tujuan yang sama dengan pemikiran kita terhadap tim yg kami banggakan. Kami ditawarkan beberapa hal yg ditawarkan oleh pihak ketiga yg menjadi salah satu sponsor turnamen kopi ini, lalu untuk apa pertemuan ini? Karena dari awal yg kami inginkan dari pertemuan ini hanyalah suara dan masukan kami dapat tersampaikan untuk tim kebanggaan kami agar lebih baik kedepannya.
Dan dengan alasan itulah kami menyuarakan sebuah bentangan banner dalam pertandingan kemarin dengan tulisan Suporter Not Cu$tomer Karena bagi kami jangan pernah jadikan komunitas kami ini ladang untuk mencari keuntungan saja, kami ada karena cinta kami datang karena panggilan jiwa dan hati bukan hanya semata karena uang dan apalah yg menjadi perjanjian dibalik itu yg menurut kami sudah diluar cara kami mendukung tim ini.
Dan pada akhirnya Idealisme adalah Kemewahan Terakhir yang hanya dimiliki oleh Pemuda - (Tan Malaka) Pergerakan komunitas ini bukan hanya sekedar kuantitas, tetapi pergerakan ini adalah identitas dan jati diri kami yang harus kami jaga dan kami percaya sejak awal!
Inggris: #BoycottHull
Mahalnya harga tiket pertandingan memang menjadi isu di kalangan suporter Liga Primer Inggris saat ini. Kopites, sebutan pendukung Liverpool di tribun belakang gawang, sempat mengusung spanduk yang menunjukkan kenaikan signifikan harga tiket kandang di Anfield: mulai dari 4 poundsterling pada 1990, 24 pound pada 2000, dan 43 pound pada 2010.Arsenal memiliki harga tiket termurah paling mahal di Inggris, yakni 97 pound, diikuti Chelsea (87 pound), Tottenham Hotspur (81 pound), West Ham United (75 pound), Queens Park Rangers (70 pound), Liverpool (59 pound), Manchester City (58 pound), Manchester United (58 pound), Newcastle United (52 pound), dan Southampton (52 pound). Kurs saat ini 1 pound kurang lebih setara Rp 20 ribu. BBC melaporkan rata-rata harga tiket pertandingan termurah 207 klub mulai dari Liga Primer hingga Divisi III mencapai 21,49 pound atau sekitar Rp 418 ribu. Kenaikan tiket ini mencapai 13 persen, berlipat-lipat dari laju inflasi 1,2 persen dan peningkatan harga kebutuhan hidup 6,8 persen sejak 2011.Bandingkan dengan Bayern Munchen, Borussia dortmund, Schalke, dan Bayern Leverkusen di Bundesliga yang menjual tiket termurah hanya 13 pound alias Rp 253 ribu.Tak heran jika suporter Inggris mengeluh. Ini tidak bisa diterima. Apalagi industri sepak bola menerima keuntungan besar, kata Ketua Federasi Suporter Sepak Bola Malcolm Clarke, merujuk pada hak siar sebesar 3,1 miliar pound yang diterima klub-klub profesional Inggris.Jika melihat latar belakang mayoritas pendukung sepak bola Inggris yang identik dengan kelas pekerja, keluhan itu bisa dipahami. Selama dua abad terakhir sepak bola di akhir pekan adalah bagian dari hidup mereka, identitas sosial mereka. Mahalnya harga tiket membuat mereka makin tersingkir dari stadion.Ironisnya (atau mungkin lucunya), kendati harga tiket makin mahal, stadion-stadion di Inggris tak pernah sepi penonton. Rata-rata penonton musim 2013-14 adalah yang terbanyak sejak 1949-50. Tentu saja, melihat kontradiksi ini, para elite di Liga Primer Inggris tak terlalu peduli dengan protes seperti di Anfield.Namun Enough is Enough, demikian spanduk besar di tribun Kop Anfield. Cukup sudah. Para fans Liverpool berang saat tahu harga tiket pertandingan tandang melawan Hull City mencapai 50 pound. Mereka pun merancang aksi boikot dengan mengosongkan tribun belakang gawang yang disediakan untuk suporter tim tamu, sebagai pesan bagi elite sepak bola Inggris bahwa suporter menolak jadi sapi perah. Kampanye di dunia maya ditebar dengan tagar #BoycottHull. Mengosongkan tribun belakang tentu bukan hal mudah. Liverpool mendapat kuota sekitar dua ribu tiket. Jika para suporter Liverpool tidak menghabiskan kuota itu, maka tiket akan dijual ke penonton umum. Jika ini terjadi, berarti rencana boikot sama saja gagal. Taktik dijalankan: mereka memborong tiket khusus anak-anak di bawah usia 10 tahun seharga 5 pound. Sebagian lagi membeli tiket untuk anak-anak dan remaja.
Namun mereka tidak akan berangkat ke Hull yang berjarak 200 kilometer dari Liverpool, Selasa (28/4/2015) malam, dan memilih menyobek tiket yang sudah dibeli. Aksi mengosongkan tribun yang dipelopori kelompok suporter Spirit of Shankly ini mendapat dukungan kelompok suporter klub lain, termasuk fans rival utama Liverpool: Manchester United. Pelatih Hull City Steve Bruce juga mendukung aksi boikot tersebut.
Italia: Masukkan Koin dan #SaveACMilan
Kejayaan AC Milan mendekati titik nadir. Tak hanya dalam urusan prestasi, tapi juga finansial. Bos Besar Silvio Berlusconi tak sesakti dulu. Setelah turun dari kursi perdana menteri Italia dan tersandung skandal, ia tak ubahnya orang tua yang lemah dan sakit-sakitan. Kendali AC Milan dipegang sang anak, Barbara Berlusconi. Jangan bayangkan AC Milan seperti masa keemasan tiga Belanda atau era saat ditangani Ancelotti yang sukses membawa trofi Piala Eropa. Serie A musim 2014-15 menjadi saksi betapa sulitnya Milan menembus zona Liga Eropa dan mendadak menjadi tim medioker.Klasemen tak berbohong. Memasuki pekan 32, Milan tertahan di posisi 10 dengan mengantongi 43 angka, terpaut 30 angka dari Juventus di puncak klasemen. Dalam urusan finansial, Milan juga memburuk dan terpaksa melego bus tim.Ultras, kelompok garis keras AC Milan, pun memutuskan mengosongkan tribun selatan belakang gawang Stadion San Siro saat klub itu melawan Cagliari, Maret 2015. Mereka juga mengampanyekan pesan protes untuk Berlusconi melalui spanduk besar bertuliskan Game Over dan Insert Coin & #SaveAcMilan. Mereka menuntut Berlusconi lebih transparan dalam mengelola klub
Fans sudah memberikan pengorbanan: memperbarui tiket musiman, menabung untuk membeli jersey baru. Semua dilakukan agar klub tetap hidup. Yang kami inginkan adalah kejelasan, demikian pernyataan resmi kelompok suporter AC Milan.Bukan sekali ini suporter Milan memboikot pertandingan. Sebelumnya, Januari 2015, mereka juga mengampanyekan boikot saat laga kandang melawan Sassuolo, karena mahalnya harga tiket.
(Sumber : Beritajatim.com)
Dan kenapa saat pertandingan Bali United vs Persiba Balikpapan kemarin kami menyuarakan Suporter Not Cu$tomer. Karena beberapa hari sebelum match kami sempat dipertemukan dengan pihak manajemen atas dasar ada yang mereka ingin bicarakan bersama kami. tak seperti biasanya yang selalu kami tolak pertemuan dengan pihak manajemen, kali ini kami mencoba menanggapi pertemuan yg diinginkan manajemen dengan positive. Setelah kami berunding bersama teman-teman lainnya di komunitas ini akhirnya kami memutuskan hadir dalam pertemuan yg telah direncakan jauh hari sebelumnya atas dasar disinilah (pertemuan ini) suara kami akan mulai di dengar, suara yg mewakili beberapa individu dari tribun utara yg ingin tim kebanggaan nya lebih baik kedepan nya. Dari segi permainan yg kami anggap mulai menurun, mentalitas bertanding saat away dan beberapa hal lagi yg ingin kami kritisi dan masukan yg ingin kami berikan kepada tim ini.
Tetapi niat baik dan pemikiran positive kami ternyata hanya menjadi sebuah mimpi dan hampa! Dalam pertemuan itu beberapa orang dari kami hadir dan beberapa orang dari manajemen juga datang namun ternyata ada udang di balik batu. Pihak manajemen ternyata menginginkan sesuatu dari pihak kami, mereka yg membawa pihak ketiga dalam pertemuan ini ingin membuat suatu kerja sama yg kami pikir itu sudah diluar dari pemikiran-pemikiran positive yang kami ingin suarakan kepada manajemen. Pertemuan itu seakan menjadi hampa bagi kami, karena tidak ada tujuan yang sama dengan pemikiran kita terhadap tim yg kami banggakan. Kami ditawarkan beberapa hal yg ditawarkan oleh pihak ketiga yg menjadi salah satu sponsor turnamen kopi ini, lalu untuk apa pertemuan ini? Karena dari awal yg kami inginkan dari pertemuan ini hanyalah suara dan masukan kami dapat tersampaikan untuk tim kebanggaan kami agar lebih baik kedepannya.
Dan dengan alasan itulah kami menyuarakan sebuah bentangan banner dalam pertandingan kemarin dengan tulisan Suporter Not Cu$tomer Karena bagi kami jangan pernah jadikan komunitas kami ini ladang untuk mencari keuntungan saja, kami ada karena cinta kami datang karena panggilan jiwa dan hati bukan hanya semata karena uang dan apalah yg menjadi perjanjian dibalik itu yg menurut kami sudah diluar cara kami mendukung tim ini.
Dan pada akhirnya Idealisme adalah Kemewahan Terakhir yang hanya dimiliki oleh Pemuda - (Tan Malaka) Pergerakan komunitas ini bukan hanya sekedar kuantitas, tetapi pergerakan ini adalah identitas dan jati diri kami yang harus kami jaga dan kami percaya sejak awal!
Tweet |
Chants List
- HARI INI
- TAK PERNAH TERGANTI
- TAK PERNAH SENDIRI
- SELALU BERSAMAMU
- RAYAKAN
- BALI UNITED SELAMANYA
- JAYALAH BALI UNITED
- BALI BELONGS TO ME
- WE LOVE YOU BALI
- BERSAMA BERJUANG
- SEKARANG DAN SELAMANYA
- BANGGA MENGAWALMU PAHLAWAN
- KAMI MENDUKUNGMU
- PERCAYA KAU JADI JUARA
- SEBUAH HARGA DIRI
- AYO SERDADU TRIDATU
- BALIKU
- JADILAH JUARA
- TETAP JADI KEBANGGAAN
- OI BALI UNITED
- LONG LIVE MY UNITED
- SEMANGAT PUPUTAN
- YNWA BALI UNITED
- JADILAH YANG NOMOR SATU
- THE BEST FOOTBALL TEAM IN THE LAND
- BERJUANGLAH