Prosa Satu Tahun Kebersamaan NSB, Satu Cinta Bali United FC

Ini adalah moment waktu antara kesabaran, rasa cinta, dan angkara. Satu barisan kanan dan kiri, dari seribu mimpi. Kami berjalan seiring tanpa satupun komandoi. Kami bergerak bersama satu garis yang sama dan kan hentakan tiap bait spasi. Tepat dititik berangkat yang tak pernah dapat kami datangi kembali. Cinta yang membuat semua ini telah kami lampaui.

Satu tahun kebersamaan NSB dan satu cinta untuk Bali United FC. Harapan kami akan berakumulasi menyaingi nyalak senapan api. Melesat tanpa kompromi sedari pagi, disela udara sore hari hingga takkan berakhir meski malam bertemu pagi lagi. Kami merayap bersama pasukan gelap menyeringai untuk serdadu yang keramat. Hingga waktu takkan pernah mencapai tengat…

Titipan angkara mereka para pahlawan akan kami teruskan dengan teriakkan untuk melawan. Ini muara seluruh murka lawas yang nyaris kehilangan asa. Dalam hitungan langkah kami akan isi angkasa. Dengan ribuan pekik yang sama saat kalian terbakar bersama bara.

Kami tetap menolak menjadi budak dan katakan tidak sebagai target pemasaran. Tak diam untuk hidup lurus dalam dikte penguasa arus. Kami pun enggan menjadi pak ogah yang disetiap pengkolan selalu berharap upah. Karena harga diri tak terhitung dengan nominal materi, harga diri kami tumbuh mandiri atas rasa terima kasih karena telah terlahir di Bali.

Kalian dapat berlindung di balik ocehan nasib dan nikmatnya saling menjilat. Namun satu tahun ini kami telah bersama untuk lakukan apapun termasuk menjadi tuhan. Tuhan atas cinta dan rasa kebersamaan yang tak satu halpun bisa goyahkan. Kami akan berdiri di sini, tak sendiri, hingga nafas penghabisan. Kebebasan yang datang saat kau tak memiliki lagi harapan, dan disaat opsi tersisa adalah berdiri menantang para tiran. Saat momen terhidup dalam hidupmu adalah memasang badan di tengah medan. Kawan, siapkan kepalan kalian!

Esok akan terlalu terlambat, hari ini atau tidak sama sekali! Meski banyak coba bunuh kami, kami akan lahir berkali dan bergenerasi. Harapan yang meski hanya sebutir pasir di lautan yang coba menyapa setiap kawan. Dan menagih setiap jemari yang pernah menjanjikan kepalan. Untuk menggetarkan nyali para tiran!

365 hari kami disini. Kami tak pernah menagih kemenangan dari semangat yang kalian beri. Kami hanya bermimpi perjuangan ini ditemani rasa bangga yang abadi. Teriakan mulai lidah hingga kerongkongan adalah doa untuk jalbo yang berusaha terbang tinggi. Hingga di ujung hari yang berlangit sepekat aspal. Hingga kau mampu bangun kastilmu untuk berjuang bersama putra putri di tanah kelahiranmu. Dan menari diantara hujan meteora, dengan barisan bangsa militan. Kami adalah terdakwa yang tak mendamba domba meski tanpa gembala, kami adalah wujud meski tak berkepala, kami lahir di dunia meski tanpa pandawa, dan kami rentetan titah raja meski tanpa palapa.

Karena kami sadar, buku sejarah ini ditulis dengan darah. Dengan anggur dan nanah, dengan kotbah dan sampah. Yang dihafalkan diatas kepalan, untuk dilafalkan bersama kawan, dan bersumpah tak pernah ada kata menyerah. Demi panji hitam putih merah.

Saatnya kita busungkan dada tegakkan kepala penuh percaya ucapkan BALI UNITED SELAMANYA!