Kick Out Politics From Our Tribune

Kick out politics from our tribune! Hitam atau putih kami tidak pernah peduli. Kebanggaan hanya ada di tempat kami berdiri. Jika sepak bola mulai dipakai sebagai panggung politik. Saat itu juga kata munafik akan bersahabat dengan kata fanatik.

Sepak bola dan politik citra. Mari kita membuka mata dan patut sedikit waspada dengan gerakan ini dan gejolak politik di bali. Kami adalah komunitas yang mencoba mendukung Bali United dengan segala totalitas. Tidak dapat dipungkiri lagi, dahaga akan sepak bola telah terpuaskan dengan adanya tim ini. Perlahan namun tak lamban kami semakin besar. Komunitas ini semakin hari semakin sesak dengan energi. Semakin banyaknya suara yang mengiringi, kami berevolusi menjadi banyak manusia dengan segala motivasi. Ada yang tulus mendukung bali, ada yang ingin menunjukan diri, ada yang hanya sekedar rekreasi, bahkan ada pula yang memanfaatkannya sebagai ajang orasi. Orasi yang kita maksud adalah masuknya unsur politik kedalam supporter fanatik.

Politik dan sepak bola. Dua topik yang berbeda namun sering berdampingan. Banyak massa disana, banyak ruang bagi uang mencari majikannya, banyak nama yang mencoba tinggi di dalamnya. Ya begitulah sepak bola di Indonesia, tidak terlihat secara kasat mata namun banyak pihak mulai meperhatikan. Mencoba masuk untuk menjadi bagian. Berusaha bersimpati agar kelak diperhitungkan. Politik tidak pernah mencari teman. Jika berteman pun hanya untuk dimanfaatkan. Bermanfaat pun terkadang untuk dicitrakan. Dan kami, Northsideboys12 dengan tegas menolak menjadi hamba politik.

Northsideboys12 lahir tanpa adanya kepentingan. Tidak ada dorongan seseorang, tidak ada difasilitasi, tidak meminta retribusi, kami ada karena murni karena kecintaan kami terhadap Bali. Kami tidak akan pernah menjual idealisme kami. Sejak awal kita semua sepakat membentuk komunitas ini sebagai sebuah barisan yang mencoba selalu berjalan beriringan. Hanya untuk bercerita tentang bola dan mengawal Bali United dengan semua bagian didalamnya secara berkesinambungan.

Daripada berusaha membagi cinta yang sementara, akankah lebih baik jika semangat ‘sepak bola politik’ ini dicurahkan dengan pendidikan sepak bola usia dini. Mungkin nominal uang yang dikucurkan, sangat membantu memajukan sepak bola pulau bali. Syukur syukur jika ini terjadi. Anak bali dapat merajai bursa transafer sepak bola negeri. Terlalu jauh mungkin harapan kami. Mungkin saja sama sekali belum terpikirkan oleh mereka. Namun untuk kali ini dan kapanpun nanti, kami tidak pernah rela jika sepak bola yang kami cinta, sebuah club yang kami bela, tercoreng hanya karena orang orang yang ingin berebut kasta.

Mari saling menjaga dan menghargai budaya yg telah kita bangun bersama. Sebagai warga negara yg baik setiap individu memiliki hak berpolitik, tapi tidak untuk membawa politik ataupun branding politik masuk ke tribun utara maupun komunitas tribun utara. Karena tribun kita bukan panggung untuk mereka politikus menebar citra.