Menjaga Konsistensi atau Hilangnya Jati Diri

Nyaris setahun kami hadir dalam restu pertiwi. Diantara teriknya mentari kami berdiri diatas kaki kami sendiri. Dalam meriahnya rasi bintang kami berusaha terang. Tak mudah memang menyatukan ribuan isi kepala, bersama mengepalkan tangan kanan di dada, untuk pusatkan satu sudut pandang mata hingga seperti sekarang telah muncul kisah tentang rasa bangga di akhir laga. Meski tak selalu bahagia, kami tetap menikmatinya.

Tidak ada takdir Tuhan yang sia - sia, termasuk pertemuan kita semua. Kita tahu betul berjuang dengan benar itu akan ada banyak masalah, apalagi berjuang tanpa pamrih, tanpa nominal, tanpa rasa ingin terkenal. Apa pentingnya perjuangan ini untuk kita? Pertanyaan ini sering terdengar di telinga. Banyak orang mungkin beranggapan ini hanya hal tak penting, buang waktu tenaga, hanya menjadi check list terakhir di hidupnya. Tapi kenyataanya pergerakan ini tergantung dari sudut mana atau bagaimana cara kita memandangnya. Karena bagi kami, ini adalah tentang nilai yang kita pelihara. Nilai tentang pertemanan layaknya saudara, tentang mengakarnya jiwa - jiwa tulus putra - putri dewata yang buang jauh egonya, belajar tentang cara menghargai banyak orang walaupun hanya bisa bertemu saat datang dan sebelum pulang, belajar peduli dengan Bali dari hal sekecil milisenti, bahkan belajar tidak manja dan menjadi sosok dewasa. Nilai ini yang kita perjuangkan, nilai ini yang sebenarnya buat kita bangga. Bahagia atau kecewa kita jalani bersama. Semua cerita ini yang menjabarkan kita untuk mengerti, selama ini di Bali kita hanya bisa meminta airnya, menginjak tanahnya, menghirup udara nya namun belum berbuat apa untuknya. Dan pada kenyataannya kita yang menjalankan hidup ini tak lebih dari berjuang, ikhlas, dan yakin. Selaras dengan pergerakan kita selama ini.

Selalu berdoa agar restu pertiwi menjaga kami, merapatkan hati menjadikannya abadi. Abadi? Pasti! Satu poin penting untuk terjadi, hanya butuh sebuah konsistensi. Konsistensi yang buat kita kuat dan idealisme yang membuat kita yakin. Jagalah semua ini, kuatkan pondasi dan jangan pernah bosan dengan doktrin yang kita tanam dijalan yang benar. Kita bersama berjuang hanya untuk 2 hal saja; untuk Bali dan untuk indahnya sebuah pertemanan sejati.

Satu kutipan dari Tan Malaka. Beliau mengakatan

`Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.`

Perlu kita tahu Idealisme itu adalah keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari pengalaman, pendidikan, kultur budaya dan kebiasaan. Idealisme tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang, dan termanifestasikan dalam bentuk perilaku, sikap, ide ataupun cara berpikir. Inilah yang telah kita lakukan. Kita punya keyakinan yang termanisfeskan dalam sikap dan ide kita.

Kita pasti setuju pernyataan Tan Malaka bahwa dalam idealisme itu hidup kita tidak ikut arus, dan bahwa sebagai anak muda, seharusnya kita memang harus idealis. Tapi kenyataannya ada diantara kita mungkin hanya sebagian kecil merasa dirinya idealis bahkan paling idealis, padahal kenyataannya hanya ikut ikutan `idealis`. Kisah semacam ini sudah banyak terjadi, biasanya hanya untuk terlihat keren atau dipandang bahkan mungkin agar terlihat lebih brutal diantara massanya.

Tapi takkan jadi masalah, selama pergerakan ini untuk Bali United dan tidak merugikan komunitas kebanggaan, Northsideboys12 akan baik - baik saja. Namun memang benar anggapan para bijaksana kita yang mengatakan akan lebih susah menjaga daripada membuat. Menjaga lebih susah dari membuat atau menciptakan memang benar adanya. Alasannya, jika kita membuat atau menciptakan, kita hanya butuh imajinasi dan akal sehat hingga terjadi. Lain halnya dengan menjaga. Untuk menjaga, kita tak dapat gunakan dua hal itu saja. Menjaga itu membutuhkan attitute, konsistensi dari imajinasi, ditambah akal sehat bersama idealisme dari setiap aksi dan hidupnya tiap hari. Untuk menjadi konsisten itu susah, konsisten kadang terasa membosankan karena melakukan hal yang itu - itu saja. Hanya komitmen kita semua yang membuat konsistensi ini menjadi mudah dan biarlah seleksi alam yang melanjutkan. Menjaga juga perlu cinta yang luar biasa bukan paksaan apalagi ingin imbalan. Karena sebenarnya cinta lah yang membuatnya istimewa. Cinta kepada Bali United yang membuat semua mengalir begitu saja. Kita akan konsisten tanpa diminta, kita akan idealis tanpa perlu sombong mengangkat alis. Orang yang cinta akan sampingkan kepentingan pribadi dan akan selalu berusaha peduli. Pergerakan kita ini tak ada artinya jika hanya bermodal nyali untuk unjuk gigi. Komunitas kita juga akan dilemahkan jika kekuatan diskusi didangkalkan egoisitas hati. Rehat sekejap dan pikirkanlah sejenak bahwa sesungguhnya kita bukanlah apa - apa jika Bali United ini tiada.

Maka dari itu jagalah ini semua, biarkan rasa bangga ini memuncak hingga terasa sesak di dada. Seberapa pantas kita berada di tribun utara? Seberapa loyal kita berkorban waktu dan tenaga? Seberapa besar rasa percaya kita jika nanti Bali kan meraksasa? Seberapa dalam cinta kita dengan kawan hingga rela terjaga di tengah malam hanya untuk tertawa bersama? Bahwa sebenarnya yang dibutuhkan Northsideboys12 bukan sekedar orang banyak yang malas gerak. Karena pergerakan ini butuh bersuara sampai serak, idealisme menyeruak dengan konsistensi yang menyalak!

Intinya, karena rasa cinta kami (Northsideboys12) kepada Bali United akan menghadirkan sebuah komitmen. Dimana komitemen ini yang membuat kami tetap konsisten dalam denyut idealis di nadi arteris, akan mengalir kian deras seiring teriakan lantang semakin keras. Sabda kami para milisi penghuni gate duabelas!